Pages

Laporan Praktikum Titik Berat Benda Heterogen

LAPORAN UJIAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR II

TITIK BERAT BENDA HETEROGEN”
                                                                                                            
Tanggal Pengumpulan   :27 Juni 2016




Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBRJTWfvCrOMeCkjIxSGen9TQnbqZS6dTNn2rWXyJi3efC_s4L_bZlSBksOdJngOX72h10QvNeIQkJRPCQVcGM4jCz2Yw8IghzWwJ4gZwI6iDJDeB-zE5h4fxTdgEStUrfTHovmHWN4Kk/s1600/uin+2.png


Disusun Oleh :
Nama                              : Rizki Fajar Bagaskara
NIM                               : 11150163000006
Kelas                              : Pendidikan Fisika 2A




LABORATORIUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016


TITIK BERAT BENDA HETEROGEN

A.    TUJUAN PRAKTIKUM
1.      Menentukan titik berat benda pada benda tak beraturan (heterogen).
2.      Menganalisis penurunan rumus mengenai titik berat benda.
3.      Mengetahui aplikasi titik berat dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Menganalisis hubungan antara titik berat dengan titik kesetimbangan

B.     DASAR TEORI

Sebuah benda terdiri atas banyak partikel. Setiap partikel mempunyai massa. oleh karena itu, tiap partikel mempunyai berat dan titik berat yang berbeda-beda. Partikel-partikel tersebut masing-masing mempunyai gaya berat w1, w2, w3, ..., wn dengan resultan gaya berat w. Resultan dari seluruh gaya berat benda yang terdiri atas bagian-bagian kecil benda dinamakan gaya berat. Titik tangkap gaya berat inilah yang disebut titik berat (Zo) (Setya Nurachmandani, 2009).
Semua partikel zat di dalam suatu benda mengalami gaya tarik bumi, dan gaya tunggal yang kita sebut berat benda itu ialah resultan dari semua gaya tarik tersebut. Arah gaya pada tiap-tiap partikel menuju ke pusat bumi, tetapi karena jarak ke pusat bumi itu demikian sangat jauhnya, jadi berat suatu benda adalah resultan dari jumlah besar gaya sejajar.
Titik perpotongan garis kerja  pada kedua bagian mempunyai koordinat-koordinat dan  dan dinamakan pusat berat benda itu. Dengan meninjau sembarang letak di benda tadi dapatlah ditunjukkan, bahwa garis kerja  senantiasa melalui pusat berat tadi. Apabila pusat berat sejumlah benda sudah ditentukan letaknya semua koordinat pusat benda-benda tersebut dapat dihitung. Simetri sebuah benda sering kali berguna untuk menentukan letak pusat benda. Jadi pusat berat bola homogen, kubus, piringan bundar atau papan berbentuk persegi empat atau persegi panjang berada di tengah-tengahnya. Pusat berat silinder atau kerucut tegak terletak di sumbu simetrinya. (Francis Weston Sears dan Mark W Zmansky, 1962: 54-55).
Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
a.       Titik berat benda homogen satu dimensi (garis), untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili oleh panjangnya (satu dimensi).
b.      Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi), Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi).
c.       Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga, letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga.
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran. (Dahlia Sylviana, 2015)
Berikut ini adalah tabel tentang letak titik berat suatu benda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimUKwryCWc3BCZPNPEchQBRAS8-CXARsQF92VAgD-SGKasWIpcAQgcMaiVnf2isUu04IePuRbzEEcNmky3l7G2lKZ__BZgUDBqmfBF2oNOBfXAEAnz4d5swG8ersB_bY4Jn_Ej_coMosk/s1600/1.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQUJzl6Oa6cui17szhvp7rMec0ypLLIBvkM0L3Pe1_rvfYFoZ5FD-YpNeGU_pukjeg9q3fPVcUiJglL8Py0AIF6hRy4rx66m5IMk8CkLh1zgxtn_VptFjkVf8JNJBVYo6kAteIorpor1s/s1600/2.png
(Tri Widodo, 2009: 89-90).

Terlebih dahulu, marilah kita perhatikan sistem sederhana dua partikel dalam satu dimansi. Ambilah dan  sebagai koordinat partikel relatif terhadap suatu pilihan titikasal sembarang. Koordinat pusat massa selanjutnya didefinisikan oleh

Dengan adalah massa total sistem. Untuk kasus hanya dua partikel ini, pusat massa terletak disuatu titik pada garis yang menghubungkan kedua partikel itu. Hal ini dapat dilihat dengan mudah jika titik asal kita pilih berimpit dengan salah satu pertikel, misalkan . Maka  adalah jarak  antara partikel-partikel. Koordinat pusat massa untuk pilihan titik asal iniselanjutnya diperoleh dari persamaan 7-1:
Untuk partikel-partikel dengan massa yang sama pusat massa ada ditengah antara kedua partikel itu. Bila massa tidak sama, pusat massa lebih dekat ke partikel dengan massa yang lebih besar. (Tipler,199 : 211-212).
            Penurunan Rumus Titik Berat
Titik berat benda adalah titik tangkap gaya berat suatu benda, di mana titik tersebut dipengaruhi oleh medan gravitasi. Penentuan letak titik berat ini dapat dilakukan dengan mudah apabila benda bersifat homogen dan beraturan (seperti kubus, bola, dan silinder). Bagaimana bila benda tersebut tidak teratur alias tidak beraturan? Apabila benda tidak homogen atau tidak beraturan, penentuan titik beratnya adalah sebagai berikut.
     Aggaplah benda berupa kumpulan titik-titik massa, yaitu m1m2m3, dan seterusnya yang terletak pada koordinat (x1y1), (x2y2), (x3, y3), dan seterusnya.


·         Titik berat benda terhadap sumbu-adalah :
(m1 + m2 + m3 + ...) gx0 = m1 gx1 + mgx2 + m3 gx3 + ...
·         Titik berat benda terhadap sumbu-adalah :
(m1 + m2 + m3 + ...) gy0 = m1 gy1 + m2 gy2 + m3 gy3 + ...
maka momen gaya berat benda terhadap sumbu-adalah :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?x_%7B0%7D%3D%5Cfrac%7Bm_%7B1%7Dx_%7B1%7D+m_%7B2%7Dx_%7B2%7D+m_%7B3%7Dx_%7B3%7D+...%7D%7Bm_%7B1%7D+m_%7B2%7D+m_%7B3%7D+...%7D

http://latex.codecogs.com/gif.latex?x_%7B0%7D%3D%5Cfrac%7B%5Csum_%7Bi%3D1%7D%5E%7Bn%7Dm_%7Bi%7Dx_%7Bi%7D%7D%7B%5Csum_%7Bi%3D1%7D%5E%7Bn%7Dm_%7Bi%7D%7D

Untuk sumbu-y, momen gaya berat benda tersebut adalah :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?y_%7B0%7D%3D%5Cfrac%7Bm_%7B1%7Dy_%7B1%7D+m_%7B2%7Dy_%7B2%7D+m_%7B3%7Dy_%7B3%7D+...%7D%7Bm_%7B1%7D+m_%7B2%7D+m_%7B3%7D+...%7D

http://latex.codecogs.com/gif.latex?y_%7B0%7D%3D%5Cfrac%7B%5Csum_%7Bi%3D1%7D%5E%7Bn%7Dm_%7Bi%7Dy_%7Bi%7D%7D%7B%5Csum_%7Bi%3D1%7D%5E%7Bn%7Dm_%7Bi%7D%7D

C.     ALAT DAN BAHAN

No.
Gambar
Nama Alat dan Bahan
1.
Karton tebal
Ukuran 15cm*10cm
2.
1 lembar kertas Milimeter Block
3.
Jarum pentul

4.
Benang ± 30 cm

5.


Mistar atau Penggaris
6.


Beban
7.

Neraca O’haus
8.
Gunting
9.
Alat Tulis
10.
Lem


D.    LANGKAH KERJA

1.      Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Siapkan satu lembar karton dengan ukuran 15 x 10 cm. lalu bentuklah pola dengan bentuk yang sembarang.
3.      Gunting karton mengikuti pola yang telah dibuat.
4.      Gambarlah bentuk segitiga di tengah-tengah pola tersebut. Dengan sudut A, B, C
5.      Lalu tentukan sudut A’, B’ dan C’ pada segitiga. Untuk mendapatkan A’ yaitu dengan menancapkan jarum pentul yang sudah diberi benang pada sudut A. setelah itu, tarik garis dari sudut A ke A’ yang dibentuk oleh benang. Lakukan hal yang sama pada B’ dan C’.
6.      Setelah itu tentukan m1 dan m2, dicari titik berat pada m1 dan m2 sesuai langkah nomor 5.
7.      Ukur massa m1 dan m2 dengan menggunakan neraca, lakukan 5 kali percobaan dengan berbagai cara penglihatan. Dari depan, atas, bawah, samping kiri dan samping kanan. Catat pada tabel pengamatan.
8.      Kemudian, tempel benda pada milimeter block, dan tentukan x1, y1 dan x2, y2. Catat pada tabel pengamatan.

E.     DATA PENGAMATAN

1.      Massa karton
No
m1 (gram)
m2 (gram)
M (gram)
Sudut Pandang
1
1,26
1,32
2,58
Depan
2
1,25
1,31
2,56
Kanan
3
1,27
1,33
2,60
Kiri
4
1,26
1,32
2,58
Atas
5
1,26
1,32
2,58
Bawah
Rata-rataSD




2.      Titik koordinat (pada milimeter block)
No
X1(cm)
X2 (cm)
Y1(cm)
Y2(cm)
X (cm)
Y (cm)
1
8,7
5,3
8,3
8,3
7,0
8,2
2
8,7
5,3
8,3
8,3
7,0
8,2
3
8,7
5,3
8,3
8,3
7,0
8,2
4
8,7
5,3
8,3
8,3
7,0
8,2
5
8,7
5,3
8,3
8,3
7,0
8,2

F.      PENGOLAHAN DATA

1.      Rata-rata Massa
Ø 

Ø 
Massa Total
Ø 

Standar deviasi
           
            Menentukan koordinat X dan Y
Percobaan I
a.        Menentukan Nilai x dan y
·         Percobaan I



·         Percobaan II




·         Percobaan III



·         Percobaan IV



·         Percobaan IV


b.      Kesalahan Absolut
(Nilai – Rerata) x 100 %
Kesalahan absolut pada m1
·         (1,26-1,26) x 100% = 0%
·         (1,25-1,26) x 100% = 1%
·         (1,27-1,26) x 100% = 1%
·         (1,26-1,26) x 100% = 0%
·         (1,26-1,26) x 100% = 0%
Kesalahan absolut pada m2
·         (1,32-1,32) x 100% = 0%
·         (1,31-1,32) x 100% = 1%
·         (1,33-1,32) x 100% = 1%
·         (1,32-1,32) x 100% = 0%
·         (1,32-1,32) x 100% = 0%
Kesalahan absolut pada x
·         () x 100% = 0%
Kesalahan absolut pada y
·         () x 100% = 0%

c.       Persentase kesalahan relative
Kesalahan relatif pada m1
·        
·        
·        
·        
·        

Kesalahan relatif pada m2
·        
·        
·        
·        
·        
·          
Kesalahan relatif pada x1
·        
Kesalahan relatif pada y1
·        

G.    PEMABAHASAN
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik berat bidang homogen baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara membuat tiga buah titik secara sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus sehingga ketiga garis akan berpotongan dimana untuk menguji keseimbangan benda tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari, apabila benda tersebut tidak bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan seimbang, sedangkan apabila benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan titik berat benda yang terdiri dari dua atau lebih bidang datar.
Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam keadaan seimbang ketika diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat pada perpotongan  ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tidak pada perpotongan ketiga garis benda tersebut bergelayutan.
Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda, didapat massa m1 dan massa m2­­ yang berbeda di setiap pengamatan. Didaptkan pula titik berat benda pada praktikum dan pada hitungan secara teori sangatlah berbeda, hal ini disebabkan terjadi kesalahan paraklaks terhadap pengamatan pada mengukur massa m1 dan m2 di neraca o’hauss. Dalam proses pengukuran paling tidak ada tiga faktor yang terlibat yaitu alat ukur, benda ukur dan orang yang melakukan pengukuran. Meskipun hasil pengukuran itu merupakan hasil yang dianggap benar, masih juga terjadi penyimpangan hasil pengukuran. Masih ada faktor lain lagi yang juga sering menimbulkan penyimpangan pengukuran yaitu lingkungan. Lingkungan yang kurang tepat akan mengganggu jalannya proses pengukuran.
 Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan data hasil hitung yang bersumber dari luar diantaranya seperti adanya gangguan angin saat melakukan percobaan, hal ini mengakibatkan kurangnya konsentrasi seseorang saat melakukan perboaan, sedangkan untuk gangguan dari dalam yaitu seperti kurangnya ketelitian dan kecerobohan pelaku, hal ini akan mengakibatkan kurang tepatnya data yang didapatkan, sehingga data hasil percobaan dengan data hasil hitung akan berbeda.
Untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sistematis sampai seminimal mungkin maka alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi ini diperlukan disamping untuk mengecek kebenaran skala ukurnya juga untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur, seperti kestabilan di angka nol pada neraca ohauss.

H.    KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai titik berat, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Untuk mencari titik berat dari suatu benda yang memiliki bentuk yang beraturan maupun tidak beraturan dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan sederhana yaitu titik berat dari suatu benda didapat dari perpotongan tiga buah garis atau lebih yang ada pada benda tersebut.
2.      Sebuah titik berat dapat ditentukan menggunakan suatu persamaan momen gaya, gaya berat serta titik kestimbangan pada benda tegar dimana untuk mencari persamaan rumus pada titik berat benda heterogen.
3.      Pada menentukan titik berat benda heterogen, hambatan udara dapat diabaikan walaupun sesungguhnya mempengaruhi nilai dari titik berat tersebut.
4.      Aplikasi titik berat pun dapat dilihat pada kehidupan sehari hari, seperti pembuatan bangunan pada gedung, jembatan dan lainnya.






I.       KRITIK DAN SARAN
1.      Sebaiknya praktikan harus memahami terlebih dahulu materi yang akan dipraktikumkan.
2.      Pengambilan data yang kurang akurat, disebabkan adanya kesalahan pada saat praktikum (seperti angin yang menggerakkan benang pada saat menentukan titik A’, B’, dan C’).
3.      Sebaiknya Assisten Laboratorium mendampingi praktikan pada saat pengambilan data, sehingga praktikan sedikit terbantu pada proses praktikum.
4.      Perhatikan dengan baik perpotongan garis pada benang, agar tidak terjadi kesalahan paralaks, karena itu pada praktikum ini dibutuhkan ketelitian yang sangat akurat.
















DAFTAR PUSTAKA
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional (BSE).
Syhviana, Dahia. 2015. Fisika Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Tipler.A, Paul. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta : Erlangga.
Widodo, Tri. 2009. Fisika untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional (BSE).

Zemansky.Sears. 1982. Fisika Untuk Universitas 1. Bandung : Binacipta.

Rizki Fajar

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar